Beberapa jenis bahan makanan atau zat gizi yang dipercayai
dapat meningkatkan kemampuan fisik antara lain :
1.
Alkohol
-
Dalam bentuk minuman keras (bir, whisky, dan
lain lain).
-
Efek sebenarnya adalah melebarkan vasodilatasi
pembuluh darah parifer(tepi) sehingga kulit merah terasa sangat hangat. Minum
alcohol menjelang atau selama kegiatan olahraga dapat mengakibatkan keadaan
kurang menguntungkan. Minum alcohol bersifat diuretic yakni meningkatkan
pengeluaran urine. Karen urine yang terbentuk akan lebih banyak, maka akan
dapat menimbulkan dehidrasi.
2.
Kopi (Caffein)
-
Dalam bentuk minuman.
-
Efek sebenarnya adalah perangsang otot jantung,
menyebabkan frekuensi kontraksi jantung bertambah, tetapi mempunyai efek
vasodilitasi untuk pembuluh darah parifer, merangsang susunan saraf sehingga
lebih siaga.
-
Tidak jelas efeknya untuk meningkatkan kemampuan
fisik.
-
Hanya sebagai pelengkap makanan, yaitu untuk
menggantikan cairan dan mineral yang hilang.
-
Minum kopi lebih dari 15 cangkir sehari,
diperkirakan dapat dianggap sebagai “doping@.
-
1 cangkir kopi mengandung 100-150 caffein.
-
1 cangkir instant mengandung 80-90 mg caffeine.
-
Tablet caffeine mengandung 200 mg caffeine per
tablet.
3.
Gula
-
Merupakan sumber energi penting.
-
Jangan dimakan sebelum lomba, karena dapat
menyebabkan rasa lemas pada beberapa orang. Hal ini disebabkan adanya produksi
hormon insulin secara berlebihan untuk mengimbangi kadar gula yang tinggi.
-
Berguna untuk olahraga daya tahan (endurance),
disajikan dalam bentuk cairan encer antara 2,5-5 %.
4.
Ginseng
-
Merupakan bahan bakar akar akaran dari Korea
mengandung zar Dametrene triol glikosida.
-
Mempunyai efek merangsang sekresi adrenalin
dalam tubuh sehingga orang lebih aktif.
-
Dimakan dalam bentuk cairan, kapsul, atau obat
obatan bentuk lainnya.
-
Samoai saat ini belum ada larangan penggunaan
ginseng bagi atlit.
5.
Protein
Pemakaian suplemen protein [pada atlit
dipercayai dapat meningkatkan besar otot, sehingga kekuatan otot bertambah dan
dapat mengurangi lemak tubuh.
Penggunaan ekstra protein ini dapat berupa:
-
Menambah konsumsi bahan makanan sumber protein
terutama hewani melebihi kebutuhan normal.
-
Menggunakan jenis asam amino tertentu dalam
bentuk tepung atau cairan.
Apabila dalam makanan sehari
hari, zat zat gizi telah seimbang maka suplemen protein (asam amuni) sudah
tidak diperlukan karena dari makanan tersebut telah tersedia cukup protein
untuk pertumbuhan maupun pengganti sel sel yang rusak. Pada dasarnya kelebihan
asupan protein dalam jumlah besar akan memberatkan kerja ginjal dan
hati.
6.
Vitamin
Terdapat bukti bukti bahwa vitamin dapat
mempengaruhi prestasi seorang atlit, walaupun demikian keadaan defisiensi
vitamin dapat dicegah apabila konsumsi makanan sehari hari cukup. Dan
penelitian penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa apabila kecukupan
sudah terpenuhi dari makanan maka supementasi vitamin tidak akan meningkatkan
prestasi.
Untuk
atlit yang perlu pembatasan berat badan misalnya senam, tinjum angkat besi yang
membatasi konsumsi makanannya untuk mempertahankan berat badannya sesuai kelas
atau cabang olahraganya, perlu mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan
vitamin dan mineralnya, terutama zat besi. Bagi atit wanita uang biasa
mengalami pendarahan yang banyak pada waktu haid, maka kebutuhan akan zat besi
dan vitamin vitamin yang terlibat dalam pembentukan sel darah akan meningkat,
demikian pula pada atlit vegetarian, suplementasi vitamin B12 sangat penting
untuk mencega anemua pemisiosa, karena sumber utama vitamin ini berasal dari
makanan hewani. Suplementasi vitamin dan mineral pada keadaan keadaan tersebut
dapat dipertimbangkan.
Kelebihan
konsumsi vitamin dari makanan jarang terjadi kecuali bila diberi suplementasi
vitamin dengan dosis tinggi. Tolsisitas vitamin dapat terjadi khususnya pada
pemberian vitamin vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) dengan dosis
nonfisiologis (mega dosis) dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Sebagai
contoh pemberian suplemen niacin dan vitamin B6 dengan dosis 1000 mg atau lebih
dapat memberi efek toksis, karena akan menghambat mobilisasi asam lemak waktu
berolahraga. Keadaan ini mentebabkan glikogen terkuras dalam waktu cepat,
sehingga akan mengurangi kemampuan tubuh serta menurunkan prestasi. Keadaan ini
dapat menyebabkan kerusakan tubuh.